Cirebon, 22 Maret 2025 – Dalam seminar wawasan kebangsaan yang diselenggarakan di Pondok Pesantren An Nadwah Buntet, Ketua Umum Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWILS), Dr. KH. M. Abbas Billy Yachsy, menegaskan bahwa PWILS terus berperan aktif dalam menjaga kemurnian sejarah serta membela keutuhan perjuangan Islam di Indonesia.
Dalam sambutannya, Gus Abbas mengungkapkan bahwa jumlah anggota PWILS kini telah menembus angka lebih dari 7 juta orang berdasarkan hasil survei terbaru. Angka ini melampaui target awal yang ditetapkan sebesar 2 juta dalam dua tahun terakhir. “Ini bukan sekadar pencapaian statistik, melainkan bukti kepercayaan masyarakat terhadap perjuangan yang lurus dan tanpa kepentingan tersembunyi,” ujarnya di hadapan para peserta seminar.
PWILS menyoroti berbagai permasalahan dalam kepengurusan JATMAN, termasuk adanya distorsi sejarah yang dinilai tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Para pengurus dari berbagai wilayah menyatakan keprihatinan mereka terhadap perubahan narasi sejarah yang dilakukan tanpa landasan kuat. “Kami tidak akan tinggal diam ketika ada pihak yang mencoba menulis ulang sejarah secara sepihak. PWILS hadir sebagai garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh Walisongo,” ujar salah satu pengurus.
Gus Abbas menambahkan bahwa perjuangan ini telah mendapatkan dukungan luas dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, ulama, dan tokoh masyarakat. Ia menekankan bahwa PWILS memiliki komitmen kuat dalam menegakkan kebenaran dan memastikan dakwah tetap berada pada jalur yang benar. “Hubbul watan minal iman (cinta tanah air adalah bagian dari iman) bukan hanya sekadar ungkapan, tetapi menjadi bagian dari napas perjuangan kami,” katanya dengan penuh semangat.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Abbas juga menegaskan bahwa PWILS siap menghadapi segala bentuk manipulasi sejarah dan intervensi asing yang berpotensi merusak identitas bangsa. Ia memberikan analogi seorang ayah yang berani melakukan tes DNA meskipun berisiko menimbulkan konflik dalam keluarga, demi memastikan kebenaran.
Gerakan nyata telah dilakukan PWILS di berbagai daerah seperti Demak, Banyumas, Yogyakarta, dan daerah lainnya. Kader-kader PWILS aktif dalam menangkal berbagai isu yang dianggap mengancam kedaulatan dan identitas bangsa.
“Tidak akan mundur sejengkal pun, terus maju!” seru Gus Abbas, mengutip semboyan perjuangan yang membakar semangat para peserta seminar. Seruan ini mencerminkan keteguhan dalam mempertahankan prinsip kebenaran, sebagaimana Rasulullah Muhammad SAW menghadapi berbagai tantangan dalam dakwahnya.
PWILS mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu dalam membangun mentalitas generasi muda yang kuat, serta menyusun visi perjuangan jangka panjang 100 hingga 200 tahun ke depan demi menjaga keutuhan NKRI sebagai pondasi peradaban.
“Dukungan para ulama, akademisi, dan masyarakat semakin memperkuat PWILS sebagai pelopor dalam menjaga jati diri bangsa,” tambahnya.
Acara ditutup dengan lantunan shalawat yang menggema dan tepuk tangan meriah dari para hadirin, mengokohkan tekad organisasi ini untuk terus berjuang: “Kami akan tetap berdiri tegak sebagaimana Walisongo membangun Nusantara dengan cahaya kebenaran!” pungkasnya. (DS)